Sing Mentes Sungkem Bumi, Sing Gabug Nantang Langit

"Sing mentes sungkem bumi, sing gabug nantang langit" mungkin belum banyak yang tahu peribahasa ini. Meskipun peribahasa tersebut berbahasa Jawa, namun tidak banyak juga masyarakat Jawa yang mengerti makna dari peribahasa tersebut.

Dalam masyarakat pada umumnya peribahasa ini lebih terkenal dengan "Meneladani Ilmu Padi". Seperti yang telah kita ketahui bersama, padi yang berisi itu akan terlihat menunduk (Sungkem Bumi). Sedangkan untuk padi yang kosong (Gabug) itu akan tetap berdiri tegak mengacung ke atas (Nantang Langit).

Seperti halnya kita sebagai manusia. Dalam kehidupan kita diwajibkan untuk terus belajar mencari ilmu. Seperti apa yang telah disabdakan oleh Baginda Nabi Agung Muhammad Sholallahu 'alaihi wasallam : 

"Tholabul 'ilmi faridhotun 'ala kulli muslimin wal muslimati, minal mahdi illa lahdi"
Artinya : Mencari ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan, sejak dari gendongan sang ibu hingga kelak sampai di liang lahat. (HR. Ibnu Abdil Barr).
Dalam hadits yang lain juga disebutkan :"Khoirukum man ta'allamal qur'an wa 'alamahu"
Artinya : Sebaik-baik dari kalian semua adalah yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya. (HR. Bukhori).

Dari hadits-hadits di atas dapat kita simpulkan bahwa sanya belajar merupakan kewajiban bagi kita semua. Namun dalam perjalannya ada beberapa hal yang haru kita garis bawahi. Seperti yang telah tertulis di atas. Semakin bertambah ilmu yang kita peroleh, jangan sampai menjadikan kita semakin berbangga hati.

Pada hakikatnya ilmu merupakan isi yang menjadikan hati manusia semakin berat. Berat di sini dapat kita artikan sebagai ketawadhukan kita. Sebagaimana padi, semakin berisi maka dia akan semakin menunduk. Tidak ada satu butir padi pun yang kuat untuk tetap tegak mengacung ke atas tatkala ia semakin berisi. Atau dalam bahasa Jawa disebut dengan mentes. Sehingga dapat kita tarik kesimpulan bahwa seharusnya semakin tinggi ilmu manusia maka ia akan semakin menunduk pula. Dalam pergaulan sehari-hari juga ia akan semakin susah untuk menyalahkan manusia yang lain. Sebab dengan ilmunya tersebut, ketika ia akan menyalahkan orang lai ia akan berpikir seribu kali lagi.

Seorang penyair mengatakan  

"Membenarkan sebuh kesalahn itu jangan ditempuh dengan jalan menyalahkan. Namun membenarkan itu harus kau tempuh dengan jalan membenarkan".

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Sing Mentes Sungkem Bumi, Sing Gabug Nantang Langit"

Posting Komentar